Label

Rabu, 16 Oktober 2013

Pengertian Individu,Keluarga dan Masyarakat

Pengertian Individu
           Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
        apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampao pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
            Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan.
         Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi.
        Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.

Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•        Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi
•        Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
•        Memiliki satu kesatuan orang-orang  yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
•        Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Pengertian Masyarakat
Lingkungan tempat kita tinggal dan melakukan berbagai aktivitas disebut dengan masyarakat. Apakah masyarakat hanya sebatas pada pengertian itu? Tidak. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian masyarakat, sebaiknya kita pahami beberapa definisi menurut pendapat para ahli sosiologi.
Emile Durkheim Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
Karl Marx Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
Max Weber Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Koentjaraningrat Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu.
Mayor Polak Masyarakat adalah wadah segenap antarhubungan social yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil (subkelompok).
Roucek dan Warren Masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat istiadat serta aktivitas yang sama pula.
Paul B. Horton Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relative mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pengertian natural dan kultural.
a. Masyarakat dalam pengertian natural
adalah community yang ditandai oleh adanya persamaan tempat tinggal (the same geographic area). Misalnya masyarakat Sunda, masyarakat Jawa, masyarakat Batak, dan sebagainya.
b. Masyarakat dalam pengertian kultural
adalah society yang keberadaannya tidak terikat oleh the same geographic area, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban manusia. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusiamanusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.
d.Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

Masalah Dalam Keluarga
Salah asatu masalah yang umum terjadi adalah masalah keuangan dalam berkaluarga, nyatanya menjadi hal yang sangat vital yang tidak bisa diremehkan. Hal ini tentunya dapat memberikan pengaruh besar terhadap kelanggengan rumah tangga. Istri yang baik adalah yang bisa mengelola seberapapun nafkah yang diberikan oleh suaminya. Dan suami yang baik adalah yang bisa berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya. Nah, sinkronisasi antara kedua hal tersebut tentunya dapat membuahkan kerukunan antar anggota keluarga.
Lantas bagaimana jika salah satunya mengalami kendala? Semisalnya istri tidak pandai mengatur keuangan, atau suami tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga? Hal ini tentu akan menjadi masalah. Malah bisa menjadi sumber masalah dan menciptakan perpecahan antar anggota keluarga. Tentu saja Anda tidak ingin hal ini menimpa keluarga Anda, bukan? Baik. Mungkin beberapa tips di bawah ini bisa membantu Anda untuk mengatasi maupun meminimalisir terjadinya masalah keuangan rumah tangga.
1. Bersikap terbuka.
Ketika Anda sudah berkomitmen untuk hidup berumah tangga, Anda sudah harus memiliki keterbukaan terhadap pasangan Anda. Ini berlaku dalam hal apapun. Tidak perduli seberapa kecil dan besarnya masalah tersebut, Anda tetap harus membukanya dengan pasangan Anda. Hal ini menyangkut hubungan komunikasi antara Anda dan pasangan Anda. Ketika Anda berusaha untuk menyembunyikan suatu hal dari pasangan Anda, lantas akan menimbulkan suatu permasalahan di kemudian hari. Maka masalah yang ada pasti akan bertambah rumit. Sebab Anda akan menghadapi dua masalah sekaligus. Masalah awal, dan masalah ketidakjujuran Anda dengan pasangan. Komunikasikanlah apa-apa saja yang kurang, dan apa-apa saja yang dibutuhkan. Dengan keterbukaan, maka solusi dapat ditemukan dengan dua pemikiran yang disatukan. Bukan dengan satu pemikiran saja.
2. Buat kesepakatan bersama.
Hendaknya Anda meminta persetujuan atau paling tidak masukan dari pasangan dan anggota keluarga lain untuk menentukan apa-apa saja yang perlu dirumuskan. Misalnya berapa penghasilan perbulan, apa saja pengeluaran yang dibutuhkan, berapa persen untuk ditabung, asuransi, dan untuk keperluan lainnya. Termasuk kisaran angka yang menyangkut hal-hal tersebut.
3. Membuat rencana jangka panjang.
Misalkan pemasukan utama dalam keluarga Anda bersumber dari pendapatan sebagai karyawan, mungkin langkah ini perlu Anda jadikan prioritas keuangan keluarga Anda. Misalkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, Anda akan mulai berbisnis dengan modal yang akan dikumpulkan dari 5% sisa pengeluaran tak terduga. Bisnis apa yang akan Anda geluti untuk menunjang pemasukan keluarga dan sebagai alternative pendapatan bulanan. Atau jika Anda belum memiliki rumah pribadi dan ingin mewujudkannya, maka berapa persen yang harus Anda dan keluarga sisihkan untuk dapat membeli rumah.
4. Membuat daftar anggaran pengeluaran.
Sebaiknya Anda sekeluarga memiliki anggaran pengeluaran setiap bulannya, untuk mengira-ngira total pengeluaran yang dibutuhkan dalam satu bulan. Di dalamnya bisa dituliskan berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk makan harian, mingguan dan bulanan. Untuk transportasi harian, mingguan dan bulanan. Begitu juga dengan dana sekolah, kesehatan dan juga rekreasi keluarga. Agar nantinya, Anda memiliki perkiraan dana kebutuhan bulanan. Selain itu Anda juga memiliki alarm jika pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Sehingga dapat mencari alternative tambahan untuk mencukupinya. Hal ini tentu bermanfaat untuk menghindari terjadinya permasalahan di kemudian hari.
5. Mencatat pengeluaran.
Hal ini sama pentingnya dengan poin sebelumnya. Di mana kedua hal tersebut harus sinkron antara yang satu dan yang lainnya. Catatan pengeluaran harus sinkron dengan daftar anggaran pengeluaran. Sebab, jika tidak, maka pengeluaran tidak akan diminimalisir dan tidak berjalan sesuai dengan apa yang direncankan. Akibatnya, pendapatan Anda bisa berkurang sebelum terpenuhinya seluruh kebutuhan yang sudah Anda anggarkan. Mencatat pengeluaran ini juga penting untuk mengevaluasi keadaan ekonomi rumah tangga Anda. Termasuk boroskah, atau sudah bisa berhemat.
6. Saling bekerjasama antar anggota keluarga.
Sejatinya, rumah tangga atau keluarga tidak hanya tanggungjawab seorang istri atau ibu saja. Namun, suami dan anak juga turut bertanggungjawab atas apa yang ada pada sebuah keluarga. Karenanya, untuk apapun permasalahan yang terjadi dalam suatu keluarga, semua pihak haruslah bisa mempertanggungjawabkannya. Semua pihak harus saling memiliki andil untuk menyelesaikannya. Jika seorang ibu atau istri selaku manajer keluarga telah menjalankan fungsinya dengan baik, maka anggota keluarga lainnya haruslah mendukung segala yang telah dirumuskan agar tercapai tujuan yang diinginkan bersama. Begitu juga jika terjadi masalah dalam hal keuangan keluarga. Maka bukan hanya suami sendiri saja yang harus mempertanggungjawabkannya. Tapi juga seluruh anggota keluarga. Misalkan turut membantu mencari pendapatan lainnya. Seperti berbisnis makanan, maka biarkan anak turut membantu orangtuanya. Agar anak juga turut merasakan hasil dari kerja kerasnya membantu perekonomian keluarga.
7. Saling menghargai dan menghormati.
Mengapa demikian? Sebab tanpa adanya sikap saling menghargai dan menghormati, maka rumah tangga akan cepat goncang. Apalagi jika faktor pemicunya adalah masalah keuangan. Biasanya istri akan menyalahkan suami karena tidak bisa memberi kecukupan nafkah bagi keluarga. Lalu suami menyalahkan istri karena tidak bisa mengatur keuangan dengan baik. Lalu anak juga ikut disalahkan karena tidak bisa mengelola belanja dengan hemat. Akhirnya keutuhan keluarga dapat menjadi korbannya. Karenanya, masing-masing anggota keluarga haruslah bisa saling menghargai dan menghormati kedudukan masing-masing. Tidak perlu saling menyalahkan jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Permasalahan Dalam Masyarakat
Salah satu permasalahan dalam masyarakat adalah Anak jalanan.  Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan keluarganya.Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam istilah kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu ketika dicoba digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka masih memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah hidup dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak yang lari dari orang tuanya.
        Walaupun pengertian anak jalanan memiliki konotasi yang negatif di beberapa negara, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmnai, rohani dan intelektualnya. Hal ini disebabkan antara lain karena jam kerja panjang, beban pekerjaan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
         Anak jalanan ini pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena munculnya anak jalanan ini bukanlah karena adanya transformasi system social ekonomi dan masyarakat pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses industrialisasi. Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif bersama dengan adanya transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi menuju masyarakat yang kapitalistik.
         Kaum marjinal ini selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai tentang anak. Anak, dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban, tetapi sekaligus dipandang sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam pandangan orang tua atau keluarga tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan, tetapi dalam kepentingan ekonomi. Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih saying semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan dianggap sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat ditemukan dari latar belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang dari daerah-daerah dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh perkotaan. Namun, mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan sejalan dengan pesatnya laju pembangunan?
         Ada banyak teori yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara pembangunan dan keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub kecil, sehingga lebih jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak. Meskipun demikian, kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.

Referensi
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/06/pengertian-masyarakat-menurut-para-ahli.html
http://lukmannulhakimm.blogspot.com/2012/12/pengertian-individu.html
http://www.scribd.com/doc/39801272/Pengertian-individu
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html#ixzz2ht44dQ4a
http://www.kucoba.com/2013/07/tips-mengatasi-masalah-keuangan-dalam.html

http://hexiranafatin.blogspot.com/2010/09/masalah-masalah-sosial-yang-terjadi-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar